Jumat, 01 Juni 2012

keterampilan berbicara


BERBICARA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI

O l e h
PRAMA NITA MARPAUNG


            PENDAHULUAN
A.    Pengertian Berbicara
Berbicara yang dimiliki manusia merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, agar dapat berkomunikasi dengan sesame manusia.
Menurut Tarigan (1983:15) mengemukakan “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikirin, gagasan, dan perasaan”.
Berbicara pada hakikatnya adalah proses komunikasi lisan yang melibatkan aspek, yaitu:
a.       Pembicara (komunikator) adalah orang yang menyampaikan pesan
b.      Pesan (message) adalah pesan yang akan disampaikan berupa ide, gagasan, pikiran, pendapat, atau perasaan.
c.       Bahasa (media) yang digunakan harus sederhana, singkat, jelas, dan tepat.
d.      Metode penyampain yang tepat
e.       Pendengar (komunikan) adalah sipenerima pesan.
            Berbicara secara umum dapat diartikan adalah suatu proses penyampaian pesan secara lisan oleh pembicara dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dipahami pendengar. Berbicara merupakan tingkah laku pembicara yang melibatkan faktor fisik, psikologis, neurologis, dan linguistik.
            Pada waktu berbicara pembicara melibatkan fisiknya, penggunaan alat ucap untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa atau organ tubuh lain seperti gerakan tangan, mata, bahu, dan kepala.
            Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.




B.     Pengertian Komunikasi
                  Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.
                  Menurut lassweell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media.
                  Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan penting.         
                 
C.     Tujuan Berbicara sebagai Sarana Komunikasi
            Tujuan berbicara bergantung pada keadaan serta keinginan yang diharapkan pembicara. Tujuan berbicara dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khusus, pembicara merupakan target yang dapat dilaksanakan, digunakan atau diucapkan oleh pendengar. Setiap tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang akan dicapai. Pembicara perlu menetapkan tujuan dengan memperhatikan waktu yang tersedia, topik pembicaraan, serta latar belakang situasi pendengar. Mengenai tujuan umum berbicara keraf mengemukakan yaitu: untuk mendorong, meyakinkan, berbuat atau bertindak, dan memberitahukan.
            Sedangkan tujuan komunikasi adalah menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influence).
Tujuan dari berbicara  sebagai sarana komunikasi, antara lain:
1.Untuk menyampaikan informasi atau memberitahukan sesuatu.
2.Untuk menyenangkan atau menghibur pendengar, biasanya pembicara menciptakan suasana yang santai dan rileks.
3.Untuk meyakinkan, dilakukan bila pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan, intelektual sipendengar.


D.    Berbicara Sebagai Sarana Komunikasi
                  Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau sang penyimak. Bebicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka pembicara yang memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasikan efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pmbicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
                  Manusia adalah makhluk sosial, dan tindakannya yang pertama dan yang saling penting adalah tindakan sosial, suatu tindakan tempat saling mempertukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui sesuatu pendirian atau keyakinan. Berbicara merupakan aktivitas individu yang dimulai dengan minat, atau keinginan untuk berbicara, dipersiapkan bahan yang akan disampaikan, dilakukan kegiatan berbicara dengan sengaja sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
            Berbicara sebagai sarana berkomunikasi sangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan individual kita. Dalam sistem ini kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Sistem inilah yang memberi  keefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Kebutuhan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu. Tidak perlu diragukan bahwa ujaran hanya merupakan ekspresi dari gagasan-gagasan pribdi seseorang, dan menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah, member dan menerima (Powers, 1954 : 5-6).
                  Pembicara merupakan makhluk yang mempunyai akal perasaan, dan ingin diberi kesempatan untuk mengutarakan gagasan-gagasannya, mencurahkan perasaannya, serta mengungkapkan pengalaman jiwanya, sehingga orang lain dapat memetik buah atau manfaatnya.





E.     Proses Komunikasi
                  Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Komunikasi akan berhasil apabila pikiran  disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.
                  Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara  sekunder.

a.       Proses komunikasi secara primer
                  Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampain pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas, Karena hanya bahasa yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini; baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang.
                  Contohnya seperti gambar. Gambar sebagai lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi. Akan tetapi, demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan dengan penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar berwarna.
                  Berdasarkan paparan di atas, pikiran atau perasaan seseorang akan diketahui oleh ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yakni lambang-lambang. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (simbol). Seperti diterangkan, media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi tidak semua orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang.
                 Komunikasi langsung, apabila terjadi kesamaan makna dalam yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan bagi komunikator dan komunikan. Penyampaian pesan secara verbal, yakni dengan menggunakan bahasa. Sedangkan secara nonverbal  yaitu dengan menggunakan kial, isyarat, gambar, warna atau secara nonverbal.

b.      Proses Komunikasi secara Sekunder
            Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
            Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya, karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, telegram, surat kabar, majalah, radio, televise, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
            Pada umumnya, bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi, karena bahasa sebagai lambang mampu mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya. Baik mengenai hal yang abstrak, maupun yang konkret; tidak saja tentang hal atau peristiwayang terjadi pada saat sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu atau masa mendatang. Karena itu kebanyakan media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Seperti surat, telepon, radio, adalah media untuk menyambung atau menyebarkan pesan yang menggunakan bahasa.
            Pentingnya  peranan media, yaitu media sekunder, dalam proses komunikasi. Surat kabar, radio atau televisi, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dengan jumlah yang banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya; seperti pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi.
            Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi  primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan.   
KESIMPULAN

            Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara secara umum dapat diartikan adalah suatu proses penyampaian pesan secara lisan oleh pembicara dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dipahami pendengar. Berbicara merupakan tingkah laku pembicara yang melibatkan faktor fisik, psikologis, neurologis, dan linguistik.
            Komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan bagi komunikator dan komunikan. Berbicara sebagai sarana  berkomunikasi sangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan individual kita.
                  Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara  sekunder.
                  Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampain pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (simbol) sebagai media.Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.













DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2007. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ismail, Syarifah . 2011. Diktat Berbicara. Medan: Penyusun