BERBICARA
SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
O
l e h
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Berbicara
Berbicara yang dimiliki manusia merupakan pembeda
antara manusia dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, berbicara merupakan
tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, agar dapat berkomunikasi
dengan sesame manusia.
Menurut Tarigan (1983:15) mengemukakan “berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikirin, gagasan, dan
perasaan”.
Berbicara
pada hakikatnya adalah proses komunikasi lisan yang melibatkan aspek, yaitu:
a. Pembicara
(komunikator) adalah orang yang menyampaikan pesan
b. Pesan
(message) adalah pesan yang akan disampaikan berupa ide, gagasan, pikiran,
pendapat, atau perasaan.
c. Bahasa
(media) yang digunakan harus sederhana, singkat, jelas, dan tepat.
d. Metode
penyampain yang tepat
e. Pendengar
(komunikan) adalah sipenerima pesan.
Berbicara
secara umum dapat diartikan adalah suatu proses penyampaian pesan secara lisan
oleh pembicara dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dipahami
pendengar. Berbicara merupakan tingkah laku pembicara yang melibatkan faktor
fisik, psikologis, neurologis, dan linguistik.
Pada
waktu berbicara pembicara melibatkan fisiknya, penggunaan alat ucap untuk
menghasilkan bunyi-bunyi bahasa atau organ tubuh lain seperti gerakan tangan,
mata, bahu, dan kepala.
Berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
B.
Pengertian Komunikasi
Istilah
komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksudnya
adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya
dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama
ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.
Menurut lassweell, komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media.
Menurut
Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan
secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan
sikap. Defenisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam
kehidupan social dan kehidupan politik memainkan peranan penting.
C.
Tujuan Berbicara sebagai Sarana
Komunikasi
Tujuan
berbicara bergantung pada keadaan serta keinginan yang diharapkan pembicara.
Tujuan berbicara dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
khusus, pembicara merupakan target yang dapat dilaksanakan, digunakan atau
diucapkan oleh pendengar. Setiap tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang
akan dicapai. Pembicara perlu menetapkan tujuan dengan memperhatikan waktu yang
tersedia, topik pembicaraan, serta latar belakang situasi pendengar. Mengenai
tujuan umum berbicara keraf mengemukakan yaitu: untuk mendorong, meyakinkan,
berbuat atau bertindak, dan memberitahukan.
Sedangkan
tujuan komunikasi adalah menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to
educate), menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influence).
Tujuan dari berbicara sebagai sarana komunikasi, antara lain:
1.Untuk menyampaikan informasi atau memberitahukan
sesuatu.
2.Untuk menyenangkan atau menghibur pendengar,
biasanya pembicara menciptakan suasana yang santai dan rileks.
3.Untuk meyakinkan, dilakukan bila pembicara
berusaha mempengaruhi keyakinan, intelektual sipendengar.
D.
Berbicara Sebagai Sarana Komunikasi
Berbicara
adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau sang
penyimak. Bebicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, maka pembicara yang memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasikan efek komunikasinya terhadap
(para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari
segala situasi pmbicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Manusia
adalah makhluk sosial, dan tindakannya yang pertama dan yang saling penting
adalah tindakan sosial, suatu tindakan tempat saling mempertukar pengalaman,
saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan, atau
saling mengekspresikan serta menyetujui sesuatu pendirian atau keyakinan. Berbicara
merupakan aktivitas individu yang dimulai dengan minat, atau keinginan untuk
berbicara, dipersiapkan bahan yang akan disampaikan, dilakukan kegiatan
berbicara dengan sengaja sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
Berbicara
sebagai sarana berkomunikasi sangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan individual
kita. Dalam sistem ini kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan,
keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Sistem inilah
yang memberi keefektifan bagi individu
dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya.
Kebutuhan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk
mencapai keberhasilan setiap individu. Tidak perlu diragukan bahwa ujaran hanya
merupakan ekspresi dari gagasan-gagasan pribdi seseorang, dan menekankan
hubungan-hubungan yang bersifat dua arah, member dan menerima (Powers, 1954 :
5-6).
Pembicara
merupakan makhluk yang mempunyai akal perasaan, dan ingin diberi kesempatan
untuk mengutarakan gagasan-gagasannya, mencurahkan perasaannya, serta
mengungkapkan pengalaman jiwanya, sehingga orang lain dapat memetik buah atau
manfaatnya.
E.
Proses Komunikasi
Proses
komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Komunikasi akan berhasil
apabila pikiran disampaikan dengan
menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika
sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.
Proses
komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a. Proses
komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampain pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam
komunikasi adalah jelas, Karena hanya bahasa yang mampu “menerjemahkan” pikiran
seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini; baik
mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal atau
peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu
dan masa yang akan datang.
Contohnya seperti gambar. Gambar
sebagai lambang yang banyak digunakan dalam komunikasi. Akan tetapi, demi
efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan dengan
penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apabila
kita terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar
berwarna.
Berdasarkan
paparan di atas, pikiran atau perasaan seseorang akan diketahui oleh ada
dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media
primer, yakni lambang-lambang. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (simbol).
Seperti diterangkan, media primer atau lambang yang paling banyak digunakan
dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi tidak semua orang pandai mencari
kata-kata yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan
yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu mengandung makna
yang sama bagi semua orang.
Komunikasi langsung, apabila terjadi
kesamaan makna dalam yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi
adalah proses membuat sebuah pesan bagi komunikator dan komunikan. Penyampaian
pesan secara verbal, yakni dengan menggunakan bahasa. Sedangkan secara
nonverbal yaitu dengan menggunakan kial,
isyarat, gambar, warna atau secara nonverbal.
b. Proses
Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan
media kedua dalam melancarkan komunikasinya, karena komunikan sebagai
sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,
telepon, telegram, surat kabar, majalah, radio, televise, film, dan banyak lagi
adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Pada umumnya, bahasa yang paling
banyak digunakan dalam komunikasi, karena bahasa sebagai lambang mampu
mentransmisikan pikiran, ide, pendapat dan sebagainya. Baik mengenai hal yang
abstrak, maupun yang konkret; tidak saja tentang hal atau peristiwayang terjadi
pada saat sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu atau masa mendatang.
Karena itu kebanyakan media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk
meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Seperti surat, telepon, radio,
adalah media untuk menyambung atau menyebarkan pesan yang menggunakan bahasa.
Pentingnya peranan media, yaitu media sekunder, dalam
proses komunikasi. Surat kabar, radio atau televisi, merupakan media yang
efisien dalam mencapai komunikan dengan jumlah yang banyak. Jelas efisien
karena dengan menyiarkan pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada
khalayak yang begitu banyak jumlahnya; seperti pidato kepala negara yang
disiarkan melalui radio atau televisi.
Karena proses komunikasi sekunder
ini merupakan sambungan dari komunikasi
primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata
lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus
memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan.
KESIMPULAN
Berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara secara
umum dapat diartikan adalah suatu proses penyampaian pesan secara lisan oleh
pembicara dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dipahami pendengar.
Berbicara merupakan tingkah laku pembicara yang melibatkan faktor fisik,
psikologis, neurologis, dan linguistik.
Komunikasi
adalah proses membuat sebuah pesan bagi komunikator dan komunikan. Berbicara
sebagai sarana berkomunikasi sangat
mempengaruhi kehidupan-kehidupan individual kita.
Proses
komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi
terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampain pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambing (simbol) sebagai media.Proses komunikasi secara
sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2007. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ismail, Syarifah . 2011. Diktat Berbicara. Medan: Penyusun
|
|